Minggu, 21 September 2008

Calon Bupati Cirebon Priode 2008-2013 Dapat Nomor


Cirebon,- Tiga pasang calon bupati dan wakil bupati Cirebon priode 2008 – 2013 mendapatkan nomor urut, perolehan nomor urut dilakukan melalui rapat paleno terbuka oleh KPUD Kab.Cirebon secara terbuka dan disaksikan para unsur Muspida dan para massa pendukung calon.


Pada rapat paleno dipimpin langsung oleh Ketua KPUD Kab.Cirebon Prof.H.Muhaimin beserta anggota KPUD lainya, rapat paleno juga dihadiri ketua Panwas Diding A Karyadi, SH. Dan para unsur Muspida, acara yang berlangsung di kantor KPUD pada sabtu (20/09) sore berlangsung kondusip.

Pasangan H.Sunjaya Purwadadi dan H.Abdul Hayi “Sah” dari jalur Independen mendapatkan nomor urut 1, pasangan H.Desi Supardi dan Ason Sukasa “Desa” mendapat nomor 2, pasangan H.Djakaria Mahmud dan Pangeran Arief Natadiningrat “Damar” mendapat nomor urut 3. Acara pengambilan nomor juga dibarengi dengan pengesahan tanda gambar.Bambang

Baca selengkapnya......

Bupati Cirebon lakukan Sidak Daging Glonggongan Dan Mie Instan Kadarluasa



Cirebon,-Bupati Cirebon Drs.Dedi Supardi M,M melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar daging di Desa Embatembat Kecamatan Kedawung dan sejumblah mini market di Tuparef pada malam minggu dini hari bersama dengan tim dari instansi Pertanian dan Perdagangan dan hadir pula anggota DPRD.


Awal sidak, bupati dan rombongan meninjaw tempat jagal milik Pemkab Di Desa Embatembat, bupati juga sempat menyaksikan proses pemotongan kerbawu dan sapi, dilanjutkan kepara penjual daging sapi dan kerbau.

Bupati meminta kepada para penjual daging agar tidak menjual daging glonggongan dan bila ditemukan penjualan daging glonggongan maka bupati tidak segan menurunkan Satpol PP untuk menindak tegas pedagang dan menarik paksa.

terkait meninggalnya Asep yang diduga meningal setelah santap sahur dengan mie instan, Bupati Cirebon langsung melakukan sidak ke beberapa mini market seperti Alfa Mart dan Indo Mart di Jalur Tuparef Kab.Cirebon dalam acara sidak bupati didampingi Kepala Dinas Perindustrian Dan Perdagangan dan nampak pula Anggota DPRD.

Sidak yang dilakukan bupati juga tidak hanya memeriksa kadarluasa pada mie instan saja, bupati juga memeriksa tanggal kadarluasa minuman seperti susu kemasan dan makanan berkaleng, dalam sidak di dua mini market tersebut bupati tidak menumukan adanya prodak makanan dan minuman yang sudah kadarluasa.

Akan tetapi bupati akan terus melakukan sidak kebeberapa pasar dan mini market lainya, agar tidak ada korban keracunan yang diakibatkan dari makanan maupun minuman bebrbentuk kemasan, saya hanya bisa menghimbaw kepada seluruh warga kabupaten cirebon agar lebih jeli dan berhati hati.

Pengalaman saya juga hampir meminum susu kemasan yang sudah kadar luasa namun saya langsung membuangnya setelah sedikit saya cicipi, itu terjadi setelah saya mau buka puasa dan susu kemasan yanag dibelikan oleh ajudan saya. Maka dari itu saya meminta kepada menejer mini market dan pedagan di pasar serta pedagang kaki lima agar memeriksa barang daganganya berupa makanan dan minuman yang berbentuk kemasan sebelum didagangkan. Tegasnya. Bambang

Baca selengkapnya......

Antisipasi Arus Mudik Macet

Pemkab.Cirebon Berikan Konpensasi Kepada Pedagang Dan Tukang Becak
CIREBON,- Meski belum memasuki puncak arus mudik, namun geliat kemacetan kendaraan yang diakibatkan aktifitas pasar-pasar tumpah di wilayah Pantura Cirebon kini mulai terasa. Kondisi ini makin diperparah jika tidak ada penanganan serius dari pemerintah mendekati hari raya nanti.


Pantauan yang dilakukan dilapangan, geliat kemacetan tampak disekitar Pasar tumpah Celancang, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon. Disini panjang antrian kemacetan mendekati 2 Kilometer, pasalnya badan jalan dimakan oleh lapak dagangan dan tukang becak yang ngetem (nunggu penumpang, red) sehingga menghambat laju kendaraan.

Upaya untuk memperlancar laju kendaraan sebenarnya sudah dilakukan dengan mengerahkan sejumlah personel polisi. Namun kenyataanya karena volume kendaraan cukup banyak sedangkan badan jalan termakan dagangan akhirnya terpaksa menggunakan satu lajur saja. Kondisi ini makin parah memasuki H-7 nanti.

Sejauh ini, para pedagang belum mau pindah dari lokasi, begitupun dengan para tukang becak yang tetap akan berada di didi jalan untuk menunggu penumpang. Beberapa diantara mereka akan mematuhi keinginan para pejabat jika mereka menerima kompensasi sebagai akibat “pengusiran” tersebut

“Kalau tidak boleh dagang kami diminta untuk pindah tidak masalah, tapi kami harus mendapatkan kompensasi seperti tahun kemarin. Gimana kami bisa menghidupi keluarga jika tidak berjualan atau mengayuh becak,” kata Simita tukang becak yang biasa mangkal di Pasar Celancang.

Sementara itu, informasi yang diperoleh menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Pemkab) Cirebon akan menggelontorkan dana sebesar Rp 100 juta sebagai kompensasi untuk 2000 orang pedagang dan tukang becak yang berada di pasar-pasar tumpah di Kab Cirebon. Diantaranya Pasar Celancang, Pasar Mundu, Pasar Tegalgubug, Pasar Minggu, Pasar Pasalaran, Pasar gebang dan Pasar Losari.

Nantinya, masing-masing pedagang dan tukang becak, akan mendapatkan kompenasi sebesar Rp 50 ribu. Dengan konsekuensi mereka diharapkan tidak berjualan atau mangkal di jalan sekitar Pasar tumpah dimaksud pada H-3 hingga H+3 mendatang. Uang kompensasi itu sendiri itu rencana diberikan pada H-7 saat unsure Muspida melakukan pemantauan lapangan.Bambang

Baca selengkapnya......

Santap Sahur Dengan Mie Instan Berakhir Maut

CIREBON,- Nasib naas kini dialami Asep, 12, bocah kelas 6 Sekolah Dasar (SD) tewas yang diduga karena keracunan mie instant yang menjadi lauk mereka santap sahur. Sedangkan kakaknya, Arif, 15, dan bapaknya, Alim, 45, yang sempayt juga mengkonsumsi mie instant tersebut, hingga kini masih mendapat penanganan intensif oleh dokter Rumah Sakit Gunung Jati (RSG) Cirebon.


Guna mengetauhi lebih pasti penyebab atas kematian korban tersebut, Minggu (21/9) kemarin jenazah Asep lalu dibawa ke rumah Bayangkara, Indramayu untuk dilakukan langka otopsi.

Informasi yang dikumpulkan menyebutkan, Sabtu dinihari kemarin keluarga, ibu korban Ny Ahwani, 36, menyediakan hidangan sahur berupa mie instant yang dibelinya dari Toserba Surya di Jalan Siliwangi Kota Cirebon. Ahwani bersama anak bungsunya, Lisa, 8, malam itu kebetulan tidak santap sahur.

Pada pukul 07.00 wib pagi para korban mengalami pusing-pusing,mual, muntah-muntah. Penyakit tersebut oleh keluarga Alim dianggap biasa, karenanya untuk penyembuhan hanya menggunakan obat warung.

Setelah mengkonsumsi obat, Asep dan kakak beserta bapaknya sempat mengalami perbaikan. Bahkan Asep sempat juga keluar rumah. Namun pada siangnya, gejala itu muncul lagi bahkan kondisinya lebih parah dari sebelumnya.

Oleh keluarganya, Asep sempat dibawa ke seorang bidan, namun akhirnya dirujuk ruma sakit, dan hanya berselang beberapa jam sejak kedatangan ke rumah sakit, bocah tersebut akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Seiring dengan meninggalnya Asep, kondisi badan Arif dan bapaknya, Alim menambpakan gejala seperti Asep, keduanya lalu dilarikan juga ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

Ahwani, 36, orangtua korban menuturkan, dia memang tidak dapat pasa hari itu. Makanya diapun tidak makan sahur sebagaimana yang dilakukan suami dan kedua anaknya. “Saya hanya membuat masakan saja berupa mie instant, tidak ada lauk lain,” kata Ahwani seraya menambahkan, mie instant itu dibelinya pada malam sebelumnya di Toserba Surya di Jalan Siliwangi Kota Cirebon.

Hingga kemarin, belum ada penjelasan resmi pihak Toserba Surya yang menjual produk yang diduga kuats ebagai penyebab teeasnya Asep tersebut. “Kami belum dapat menjelaskan soal ini, biar pimpinan yang akan menjelaskannya,” kata Solihin, bagian Personalia saat ditemui sejulmah wartawan.

Sementara itu, terkaita dengan tewas Asep, ditambah kakak dan bapaknya yang kini masih menjalani perawatan rumah sakit, membuat pihak kepolisian melakukan penyelidikan. Bahkan kemarin beberapa petugas Polresta Cirebon mendatangi Toserba Surya dan mengambil beberapa sample produk mie instant tersebut.Bambang

Baca selengkapnya......

Selasa, 16 September 2008

Kinerja Kejari Kota Cirebon Dianggap Molor.

Cirebon,- Puluhan Mahasiswa dan Masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Penyelamat Reformasi (GMPR) Cirebon diantaranya Barisan Aksi Solideritas Mahasiswa Indonesia (BASMI) Front Aksi Mahasiswa (FAM) UMC, Srikandi Reformasi Cirebon (SRC), Himpunan Aksi Mahasiswa (HAM) STAIN, Gerakan Masyarakat Peduli Bangsa (GEMA-PESA), mengelar aksi demo di kantor Kejari Kota Cirebon.

dalam tuntutanya mereka meminta kepada Kejari Kota Tegakan supermasi hukum di kota cirebon sekarang juga, Kejari kota Cirebon harus pro aktif dalam penegakan hukum, Kajari harus segera mengusut tuntas permasalahan pengadaan barang dan jasa di dinas perikanan dan kelautan di kota cirebon berupa 6 buah kapal yang disinyalir sarat dengan KKN, Kejari juga harus transparansi dan akuntabilitas segala kegiatan yang terjadi di tubuh dinas perikanan dan kelautan Kota Cirebon.

aksi yang digelar GMPR di jaga satu pelton Dalmas dari Polresta Cirebon, GMPR juga melakukan aksi bakar ban diluar gerbang kantor kejari, dalam aksi demo sempat tegang ketika dua pegawai Kejari membawa tabung pemadam yang berusaha mematikan api bakar ban tersebut anamun aksi pemadaman cekal oleh Mahasiswa hingga terjadi saling gotot namun api tidak bisa dipadamkan.

dalam orasinya yang dipimpin oleh korlap Endin Saifudin menyerukan bahwa Kejari Kota Cirebon dalam menjalankan supermasi hukum masih kurang baik dan dianggap tebang pilih dengan contoh kasus dugaan KKN di dinas perikanan dan kelautan Kota Cirebon terkait pengadaan barang dan jasa pengadaan 6 buah kapal yang didanai dari propinsi pada tahun anggaran 2006 senilai kurang lebih Rp.2 milyard proyek tersebut dianggap mubajir pasalnya 6 prahu yang bersandar di pelabuhan kejawanan hanya menjadi sampah belaka.

Menurut Saifudin kepada SC bahwa kami yang tergabung dalam GMPR Cirebon sangat prihatin kepada kinerja Kejari Kota Cirebon yang dianggap tumpul, molor dam banyak tiarap ditambah tebang pilih yang ada kasus pencurian dan pelecehan saja sedangkan kasus kasus korupsi tidak ada sama sekali yang dimunculkan, menjadi pertanyaan kami kenapa kajari kota cirebon seperti ini !! kami meminta kajari yang handal bukan yang memiliki mental krupuk.

kami juga akan terus mengelar aksi demo turun kejalan bila Kajari tidak segera mengusut tuntas kasus ini, dan bila Kajari Kota tidak mampu menangani kasus ini, agar kiranya segera menajukan pensiun muda atau pindah menjadi kajari ditempat lain. tegasnya. Bambang.

Baca selengkapnya......

SBY Ke Cirebon Dinas Kelautan Kota Cirebon Kebakaran Jenggot

Cirebon,- tidak aneh jika prilaku asli muncul bilamana ada acara dadakan, adat santai tapi tidak pasti ditunjukan oleh Dinas Kelautan Kota cirebon ketika mau ada kunkungan orang nomor satu di Republik Indonesia.

Memang Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan ke Cirebon hanya ingin mengetahui situasi di daerah pesisir pada umumnya nelayan namun Dinas Kelautan Kota Cirebon yang malah kebakaran jenggot dengan alas an sedang mempersiapkan segala data dan administrasi dinas.

H-1 kunjungan Presiden RI ke Cirebon khususnya Dinas Kelautan Kota Cirebon tidak melayani tamu kerjaan terfokus pada kunjungan Persiden sampai sampai mereka akan lembur jika persiapan belum dianggap siap untuk bahan laporan.

kepada wartawan seputarcirebon Pelaksana Bidang Kelautan Kota Cirebon Karsudin sampai sampai memohon maaf tidak bias memberikan komentar tentang pengadaan 6 kapal yang didanai dari DAK dikarenakan alasan sibuk persiapan datangnya SBY selain itu Karsudin juga mengatakan kami harus mempersiapkan data data kelautan.

Menurut Tanto yang biasa disebut Otong warga Samadikun kepada seputarcirebon bahwa Dinas Kelautan Kota Cirebon nampaknya kurang professional dalam menjalankan kinerja, dengan bukti kecil disaat ada kunjugan SBY terlihat seperti kebakaran jenggot segala sesuatunya baru dipersiapkan khususnya data data kelautan, jika tidak ada kunjungan terlihat santai dan berleha leha. Bambang

Baca selengkapnya......

Dua Terdakwa Galian C Masih Gentayangan


Cirebon,- H.Ratim B.Raswadi Perkara No.376/B/08 dan Ali Rido No Perkara 362/B/08. terkait kasus perusakan lingkungan galian C diwilayah Gemulung Astanajapura Kab.Cirebon masih terlihat bebas menghirup udara segar.
Diakui Ketua Majelis Hakim Rustiono SH.M.Hum Perkara No.376/B/08 H.Ratim bahwa Terdakwa setatusnya tahanan kota dengan jaminan seorang istri, hal serupa diungkapkan Hakim Ketua Aksir yang juga ketua PN Sumber No Perkara 362/B/08 terdakwa Ali Rido.
Informasi yang berhasil dihimpun SP bahwa selain 2 kasus yang sudah digelar masih ada 5 berkas lagi yang belum diajukan oleh pihak Polda Jabar terkai kasus perusakan lingkungan galian c di lokasi Gemulung Astanajapura.
Seperti yang dikutip edisi lalu di SP bahwa menurut Agus Efendi SH selaku Pakar Hukum menyayangkan kenapa dalam hal ini yang menjadi tersangka hanya pengusaha galian saja padahal banyak melibatkan pihak Pejabat di Pemkab.Cirebon.
Menurut Suradi HS kepada SP mengatakan bahwa hokum jangan tebang pilih, kalau kita runtut permasalahan sejak awal tidak tutup kemungkinan sebelum terjadinya kerusakan yang cukup parah di lingkungan wilayah Gemulung Astanajapura dibiarkan saja.
Banyak menimbulkan pertanyaan histeris khususnya keruskakan lingkungan dikabupaten Cirebon khususnya dikalangan para pejabat yang terkait tentang galian, bagaimanapun alasanya para pejabat seperti Kepala DLHKP Kab.Cirebon, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja harus turut bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di Gemulung Astanajapura. Tegasnya.
Ketika persidangan H.Ratim B.Raswadi Perkara No.376/B/08 dengan kesaksian Drs.H.Moch.Sofyan SH.MH Kasat Pol PP yang dulu menjabat sebagai Kabag Perekonominan Kab.Cirebon, hakim Rustiono SH.M.Hum yang menanyakan Sofyan sewaktu menjabat sebagai Kabag Perekonomian seputar pengeluarkan izin galian sementara
M Sofyan membenarkan mengeluarkan izin, namun hakim menanyakan dasar pengeluaran izin yang dikeluarkanya pasalnya tidak ada lampiran delegasi izin gubernur jabar, sedangkan menurut keterangan saksi ahli kalau pengeluaran izin galian berdasarkan perda tidak cukup menunjang pengeluaran izin tersebut karena perda dibawah undang undang.
Hakim meminta kepada saksi Sofyan agar bias menunjukan delegasi yang menguatkan dikeluarkanya izin galian tersebut, bila mana tidak bias menunjukan fakta tersebut maka pihak yang mengeluarkan izin tersebut bias diproses penyidikan.
Hakim juga meminta ketegasan Sofyan yang sekarang menjabat sebagai Kasat Pol PP agar bertindak tegas galian yang sampai saat ini masih berjalan disekitar lokasi galian C yang mana setelah Hakim melakukan Sidang Lokasi ternyata galian masih berjalan. Pinta hakim Rustiono SH.M.Hum kepada saksi .//Bambang

Baca selengkapnya......

SBY ke Cirebon PT KAI Daops III Cirebon Sibuk

CIREBON,- Menjelang kedatangan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono yang akan melakukan kunjungan kerja ke Kota Cirebon pada Rabu (17/9) mendatang dengan menggunakan kereta api. Untuk menjamin kemanan orang nomor atu di Republik ini tersebut, selain mempersiapkan Kereta Luar Biasa (KLB), PT KAI Daops III juga melakukan pemeriksaan jalur rel sepanjang 230 KM yang bakal dilintasi rombongan presiden.
Kepala Stasiun Kejaksan, Cirebon, Den Bagoes Toat, mengungkapkan, KLB yang disiapkan tersebut berjumlah tujuh rangkaian, yang terdiri dari dua lokomotif, satu gerbong pembangkit, dua gerbong kelas eksekutif, satu kereta makan, serta satu gerbong Toraja, Bali dan Nusantara.
“Bapak Presiden dan rombongan nantinya akan menggunakan gerbong Nusantara yng sudah dilengkapi runag meeting serta fasilitas penunjang kerja selama beliau dalam perjalanan,” katanya Bagoes seraya menambahkan presdien rencanakan akan bertemu dengan kaum neleyan pesisir Cirebon .
Ditambahkan, rombongan akan berangkat dari Stasiun Gambir pada pukul 07.30 wib dan tiba di Stasiun Kejaksan pukul 10.20 wib, yang selanjutnya melanjutkan perjalanan menuju Purwokerto pukul 12.30 wib. “Kedatangan bapak Presiden dan rombongan yang menggunakan KLB dipastikan tidak akan mengganggu perjalanan masyarakat penggunakan kereta api,” tamdasnya.
Terkait dengan kedatagan rombongan presiden tersebut, kata Bagoes, pihaknya sudah melakukan langkah-lagkah antisipasi demi keamanan dan kenyamanan perjalanan presiden. Selain menjalankan kereta foreider 15 menit menjelang presiden melintas, pihaknya juga telah menerjunkan petugas Juru Penilik Jalan (JPJ) yang akan memeriksa rel setiap 15 menit sekali.
“Kami bersama aparat polisi dan TNI, juga akan melakukan pengamanan di sejumlah titik rawans erta 26 stasiun yang akan dilalui robongan presiden,” tandasnya. Bambang.

Baca selengkapnya......