Senin, 11 Mei 2009

Kepala Bandara Cakrabuana Penggung Alergi Wartawan


Cirebon, SC – Kepala Bandar Udara (Bandara) Cakrabuana Penggung Kota Cirebon, Sutarto sulit ditemui. Hal tersebut terjadi manakala wartawan hendak menanyakan aliran dana bantuan dari pusat tahun 2008,yang nilainya hampir Rp. 5 Milliar. Anggaran tersebut adalah Rp.1 millyar 605 juta 848 ribu untuk belanja pegawai. Rp. 910 juta 608 ribu untuk belanja barang, Rp. 3 Milyar 458 juta 400 untuk belanja modal.

Disamping itu, pembangunan ruang tunggu bandara yang nilainya Rp. 776 juta 70 ribu plus fasilitasnya, diduga ada penyimpangan. Pasalnya, papan proyek tidak dipasang dilokasi pembangunan. Tidak itu saja, material kayu yang digunakan diduga menggunakan kayu bekas. Terbukti ada beberapa kayu yang bagian pinggirnya kropos. Tidak itu saja, rangka besi masih menggunakan besi lama dan tidak diturunan sama sekali. Ironisnya, penanggung jawab proyek, Setyo Wibowo menyatakan, tidak ada penyimpangan sedikitpun.



Menurutnya, tidak dipasangnya papan proyek, baru hari itu saja. Kemarin-kemarin kata Setyo, papan tersebut dipasangan. Masih menurutnya, semua material yang digunakan adalah baru dan tidak menyalahi ketentuan. Sedangkan untuk rangka besi, memang masih menggunakan besi lama, karena masih layak untuk dipakai. “Ini rebah berat, jadi kita hitung sesuai dengan RAB mas. Tidak ada penyimpangan sedikitpun. Kami hanya mengacu kepada ketentuan yang berlaku,” ucapnya.

Setyo menyebutkan, pemenang tender adalah PT. Jangkar Pertiwi yang berlokasi di Kota Cirebon. Pihaknya hanya mengawasi proyek tersebut yang harus sesuai dengan RAB. Namun Setyo keberatan, ketika wartawan meminta rincian RAB proyek tersebut. Setyo beralasan, RAB adalah rahasia negara yang tidak boleh diberikan kepada sembarang orang. Namun Setyo tidak berani berkomentar manakala ditanya tentang peran serta masyarakat dalam pengawasan pembangunan. “Kalau begitu, nanti saya konsultasikan dulu dengan kuasa hukun kami. Bol;eh tidaknya RAB ini diberikan,” jelas Setyo.

Terkait masalah anggaran tahun 2008, Setyo mengaku tidak tahu menahu. Menurutnya, yang mengetahui pasti aliran anggaran tersebut adalah Kepala Bandara. Namun Setyo sepertinya ragu-ragu menyampaikan masalah tersebut kepada Kepala Bandara. Terbukti, dengan tidak adanya kepastian, bisa tidaknya wartawan bertemu dengan Kepala Bandara. Padahal nota bene, Kepala Bandara saat itu ada didalam ruangannya. “Saya tidak berani mas. Didalam ada tamu,” tukasnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Kota Cirebon yang juga Praktisi Hukum Senior, Agus Prayoga, SH menilai, sangat aneh kalau RAB adalah rahasia negara. Menurutnya, RAB adalah bentuk transfaransi proyek yang harus diperlihatkan kepada masyarakat. Justru dengan dirahasiakannya RAB, diduga ada kejanggalan dalam proyek tersebut. “Sekarang jaman keterbukaan. Jadi sangat aneh kalau ada wartawan atau masyarakat yang ingin mengetahui RAB suatu proyek, tidak diberitahu dengan alasan rahasia negara. Justru ini akan mengundang tanda tanya besar,” jelas Agus. @ bambang

1 komentar:

agus prayoga mengatakan...

priben khabare mas bambang, mas maman tumben jarang ketemu? banyak hal yang harus disikapi lagi di cirebon ini, baik kasus apbd gate jelid berikutnya juga dana hibah ataupun jasmara di cirebon karena yang muda nampaknya belum juga banyak dan berani muncul kritis, apa saya perlu turun gunung lagI? He.he.he.