Selasa, 13 Mei 2008

Prtamina Lakukan Pengeboran Warga Desa Bayalangu Lor Menolak

Cirebon, SC-
Disaat masyarakat sedang menolak harga kenaikan BBM, dan diseluruh masyarakat Indonesia, mahasiswa sedang gembar gembor menuntut presiden agar tidak menaikan harga BBM yang mengakibatkan harga kebutuhan pokok akan naik drastic yang mengakibatkan menyengsarakan rakyat.

Kini puluhan warga desa Bayalangu Lor Kecmatan Gegesik, melakukan demo penolakan lahanya yang akan dibebaskan untuk pengeboran minyak yang dilakukan pihak Pertamina yang sudah mematok lahan milik masyarakat Bayalangu.

Lantaran lahan akan digunakan untuk tempat pengeboran minyak, mengundang reaksi penolakan yang dilakukan oleh puluhan warga desa Bayalangu Lor Kecamatan Gegesik. Khususnya puluhan pemilik lahan Di Blok Kaliwates dan Blok Siglang.

Ironisnya pihak pertamina yang akan membebaskan lahan tersebut belum meminta izin kepada warga yang memiliki lahan dalam hal ini pihak pertamina main patok tanpa izin dan tanpa melakukan sosialisasi terlebih dahulu.

Tanpa izin pematokan akhirnya puluhan warga dua blok pemilik lahan tersebut melakukan aksi demo penolakan ke kantor Desa Bayalangu Lor, mereka meminta agar tidak melakukan pengeboran minyak diareal tanah yang seluruhnya lahan persawahan.

Dalam pematokan pihak pemilik lahan merasa sudah dirugikan lantaran pelaksanaan pengukuran dan pematokan menginjak ginjak tanaman padi yang baru saja ditanami, puluhan warga juga menduga pihak pertamina dengan pihak kecamatan maupun dengan pihak desa Bayalangu Lor sudah sekongkol untuk tidak sosialisasi.

Puluhan pendemo diterima oleh kepala desa Bayalangu Lor A.Hanan, Kepala desa hanya bisa meminta maaf kepada warga khususnya pemilik lahan atas kejadian ini namun Hanan membela diri, bahwa dirinya baru tau adanya pengeboran didesa Bayalang Lor setelah adanya rapat kordinasi di Kantor kecamatan Gegesik.

Selanjutnya Hanan juga membenarkan adanya pengeboran minyak dengan dengan mesin hingga dengan melakukan peledakan, menurut pihak pertamina yang berkantor komplek pertamina Bongas Majalengka melalui saya pihaknya akan melakukan kordinasi dengan pemilik lahan, hingga membicarakan ganti untung bagi warga yang memiliki lahan tersebut,

Saya juga mengelak bahwa saya sudah menerima sesuatu dari pihak pertamina, apayang dituduhkan oleh warga itu tidak benar, pertemuan dengan pihak pertamina di Kantor Kecamatan Gegesik hanya sebatas koordinasi, ujarnya elak Hanan kepada pendemo.

Menurut H.Alkondi salah satu tokoh masyarakat Desa Bayalangu Lor kepada seputarcirebon menyayangkan kenapa masyarakat khususnya pemilik lahan baru mengetahui bahwa lahanya akan di lakukan pengeboran minyak oleh pertamina setelah pegawai pertamina melakukan pematokan.

Umumnya pihak pertamina meminta izin langsung kepada warga yang memiliki lahan tersebut dengan cara melakukan sasialisasi, mungkin bisa difasilitasi oleh pihak ketiga baik itu kepela desa setempat maupun dari pihak jkecamatan maupun dari pihak pemkab Cirebon. Disitu baru dibicarakan ganti lahan atau ganti untung. Tuturnya.

Ditempat terpisah menurut H.Talib salah satu sesepuh Masyarakat Kecamatan Gegesik kepada seputarcirebon mengatakan bahwa dirinya merasa prihatin atas tindakan pihak pertamina yang sudah gegabah melakukan pematokan tanpa seizing warga pemilik lahan.

Minimal pihak pertamina melakukan izin kepada pemilik lahan, warga sekitar, dengan rencana pengeboran minyak yang dilakukan di lahan Kecamatan Gegesik khususnya didesa Bayalangu Lor Dan Bayalangu Kidul saya menolak, pasalnya di kecamatan Klangenan pihak pertamina dengan warga belub jelas Mou nya.

Apalagi informasinya pengeboran tersebut mencakup beberapa lahan desa di dua Kecamatan, yaitu kecamatan Panguragan dan Kecamatan Gegesik
Dan saya trauma dengan kejadian dilapindo, minyak tidak keluar malah Lumpur panas yang keluar, intinya saya menolak alasanya apapun saya tetap menolak, masyarakat kami mungkin masih ingin menyawah. Tegasnya.@Bambang

Tidak ada komentar: